Suara62.id || Jepara – 18 Juni 2025 Masyarakat Jepara kembali dikejutkan dengan aksi kejahatan terselubung yang menyasar pemilik toko kelontong. Kali ini, modus yang digunakan terbilang licik: berkedok sebagai sales jajanan, sekelompok pelaku menjalankan aksi hipnotis demi meraup keuntungan instan. Korban terbaru dilaporkan terjadi di Perumahan Graha Kartini Jobokuto, Kelurahan Jobokuto, Kecamatan Jepara Kota.
Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu, 15 Juni 2025, sekitar pukul 10.14 WIB. Seorang warga mengaku adiknya menjadi korban hipnotis setelah didatangi orang asing yang menawarkan produk jajanan berupa permen dan minuman. Dalam kronologi yang diceritakan korban, pelaku awalnya hanya terlihat seperti sales biasa yang menawarkan tester. Namun tak lama setelah mencicipi, korban seolah tak sadar dan tiba-tiba menyetujui pembelian barang dengan total harga tak masuk akal.

“Saya dan adik saya seperti kehilangan kesadaran. Tahu-tahu kami sudah bayar mahal untuk permen dan minuman yang biasa saja. Setelah sadar, baru kami sadar kalau kami habis kena tipu,” ungkap korban melalui unggahan media sosial yang disertai video bukti nota pembelian tersebut tertulis Rp947.000.
Dalam video tersebut, terdengar suara korban berkata, “Iki loh bolo, permen ngeneiki ameh sak juta. Aku karo adikku kena hipnotis bolo, iki loh total nota ne, permen ngeneiki tok bolo.” (Ini loh teman-teman, permen begini sampai sejuta. Aku dan adikku kena hipnotis, ini loh total notanya, cuma permen begini doang.)
Unggahan video tersebut langsung viral di media sosial warga Jepara dan memicu beragam reaksi. Banyak yang merasa resah dan menuntut pihak berwenang bertindak cepat. Beberapa warga di sekitar Graha Kartini Jobokuto menyebut bahwa kejadian serupa sempat terjadi beberapa bulan lalu di wilayah yang berbeda.
Modus Baru, Ancaman Lama
Aksi hipnotis dengan menyamar sebagai sales bukanlah hal baru di Indonesia, namun dengan semakin lihainya pelaku dan target yang lebih spesifik seperti toko kelontong atau rumah tangga di perumahan, hal ini menjadi alarm bahaya bagi semua warga.
Modus pelaku biasanya melibatkan:
Penampilan rapi dan meyakinkan.
Produk yang tampak umum (permen, minuman, sabun, dll)
Bahasa yang ramah dan komunikatif
Penyajian “tester” sebagai pemicu hipnotis atau sugesti.
Imbauan untuk Warga
Kepada masyarakat Jepara dan sekitarnya, diimbau untuk:
Menolak dengan tegas tawaran dari orang asing yang tidak dikenal
Tidak menerima tester makanan/minuman dari pihak tak resmi
Memasang CCTV untuk memantau aktivitas di depan rumah/toko
Melapor segera ke pihak berwajib jika mengalami kejadian mencurigakan
Kasus ini menjadi pengingat bahwa kejahatan bisa hadir dalam bentuk paling tak terduga. Waspada dan saling mengingatkan menjadi benteng pertama dalam melawan kejahatan semacam ini.
Jepara harus tetap aman, dimulai dari kesadaran setiap warganya.
Sumber: JU.
(sus/Jateng)